Kawasansumbar,Secara ide buku ini sudah lahir lebih sepuluh tahun lalu, ketika dua Mage dan Magek ini dipertemukan oleh visi yang sama untuk bergerak dibidang lirerasi dalam ikut memberi kontribusi membangun peradaban bangsa. Ruslan Ismail Mage adalah seorang inspirator, penulis buku produktif, kolomnis, akademisi Universitas Ekasakti Padang, dan Direktur Eksekutif Sipil Institut Jakarta. Putra asli Bugis ini dalam setiap forumnya selalu menyebut dirinya tidak pernah berhenti jatuh cinta sama alam Mibangkabau, hingga teropsesi mengembalikkan lagi Minangkabau sebagai pusat industri otak dan kepemimpinan Nusantara. Sementara Yos Magek Bapayuang adalah putra asli Minang yang sudah puluhan tahun waktunya didedikasikan untuk menerbitkan hampir ribuan buku termasuk ratusan buku yang berkaitan dengan Minangkabau, hingga ia disebut sang raja kamus dari minang.
Keduanya terinspirasi dari data sejarah yang menjelaskan begitu banyaknya orang Minang yang terlibat langsung mendesain Indonesia merdeka. Begitu pula data sejarah menunjukkan banyaknya sastrawan dan penulis buku fenomenal berasal dari negeri kata-kata Minangkabau.
Nafas dan energi literasi yang sama membuatnya bersepakat menggali data dan merangkum fakta untuk menulis dan menerbitkan buku GENERASI EMAS (Pemikir Gadang Minangkabau) yang cetakan pertamanya sukses di launching di Malaysia tanggal 27 April 2019 lalu. Awal bulan Agustus ini sudah memasuki cetakan kedua persiapan launching di Padang dan Jakarta.
Kalau Bung Hatta wakil presiden pertama yang hidupnya "tanpa deposito" karena sisa gajinya setelah memenuhi kebutuhan keluarga habis untuk membeli buku, maka dua Mage dan Magek ini memiliki cerita yang senafas. Penulis dan penerbit buku ini juga hari-harinya tanpa deposito, karena hasil dari menulis dan menerbitkan buku dipakai lagi untuk menerbitkan dan membeli buku.
Keduanya tidak pernah khawatir kalau hanya mewariskan deposito kosong kepada anak-anaknya, karena bagi dua Mage dan Magek ini warisan paling mahal dan berharga bagi anak-anaknya dan generasi bangsa adalah warisan literasi. Dengan kekayaan literasi, diharapkan anak-anak bangsa akan membangunkan kembali sejarah bertepuk tangan atas kemenangannya mengharumkan nama daerah dan bangsanya di pentas dunia. Nampaknya duet Mage dan Magek ini mengikuti petuah Buya Hamka yang mengatakan "Jika ingin hidup selamannya, maka menulislah". (Salam literasi tanpa batas tanpa syarat).
#IR
Baca Juga
0 Komentar