Padang. kS - Kecelakaan kerja seringkali tidak diduga datangnya, apalagi saat cuaca yang sangat tidak mendukung, menjadikan faktor yang menjadi penyebab. Seorang buruh yang menjadi korban dalam sebuah kecelakaan kerja mutlak di Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat.
Martiyus (44), yang beralamat di pengambiran kec. lubuk Begalung, Padang telah menjadi korban pada saat pipa berat yang jatuh menggelinding hingga membuat korban dalam keadaan terjepit tanpa bisa diselamatkan, saat melakukan pekerjaan bongkar-muat dari kapal ke truk, sementara cuaca saat itu dalam keadaan hujan lebat.
Dalam kejadian tersebut, Marliyus bersama 2 orang teman kerjanya melakukan pekerjaannya seperti biasa, walau menurut teman-temannya sedikit khawatir karena cuaca yang sudah beberapa hari tidak stabil, ditambah lagi pada pekerjaan yang sama pada hari sebelumnya pipa pernah terlepas, diduga karena bantalan di truk dipakai sudah tidak memadai untuk dipakai.
Korban yang saat ini mempunyai istri yang sedang keadaan hamil. Sedangkan pernikahan yang mereka jalani baru berusia 40 hari. Hingga hari naas itu menjepit korban diantara pipa seberat 2,6 ton yang diduga keterangan di TKP terlepas dari tali pengikatnya (sling yang tidak layak pakai) dan juga karena bantalan di truk tidak layak, sehingga terjadi kecelakan yang menyebabkan ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan keadaan korban yang setengah badan hancur. Namun semua dugaan penyebab terjadinya kecelakaan kerja ini masih simpang siur dan sudah ditangan pihak terkait.
"Keluarga korban sudah merelakan kepergiannya, dan saat ini sudah ditangani oleh pihak terkait", kata adik korban.
Dalam pemakaman hari itu, terlihat dihadiri oleh tiga wanita yang pernah menjadi istri korban sebelumnya. Istri pertama korban memiliki 3 orang anak saat bersama korban, lalu berpisah. Sementara istri ke dua korban pun sama, berpisah, namun tidak memiliki anak.
Pada saat di temui senin ( 28/10 ) dirumah duka Adi menyebutkan"Dari pihak Koperbam, Pelindo dan lainnya sudah didapat santunan sebesar empat juta rupiah (Rp. 4. 000. 000,-), namun kami berharap agar dibantu untuk santuni istri korban yang sedang hamil dan anak-anaknya , yang saat ini masih membutuhkan biaya", papar Adi yang merupakan adik korban.
Dari konfirmasi dengan Adi adik korban beberapa hari setelah pemakaman, adik korban menyatakan bahwa keluarga korban sangat mengharapkan bantuan yang dapat untuk bekal istrinya yang saat ini dalam keadaan hamil muda, serta untuk dapat membantu anak-anak korban yang dari istri pertamanya, yang saat ini anak-anak korban dari istri yang pertama semua masih dalam usia sekolah. Yang pertama SMA, yang ke 2 SMP dan yang kecil masih duduk dibangku sekolah dasar.
Korban yang kesehariannya dipanggil "kanda", merupakan anak ke 4, dan adalah alumni STM Muhammadiyah Padang. Dimata teman-teman dan keluarganya merupakan orang yang komperaktif, santun, suka menolong dan memberi walau keadaannya hanya sebagai seorang buruh di pelabuhan. Tlk. Bayur. Harapan agar bantuan tersebut ada, seringkali diungkapkan oleh adik korban disela pembicaraan. Dan, kecelakaan kerja tersebut sungguh tiada diduga.
#ode /adtara
2 Komentar
Selamat jalan kawan, selamat jalan sahabat,semoga kau tenang disisinya
BalasHapusAamiin Ya Allah..
Hapus